Menjadikan Menulis Sebagai Passion



Resume ke -2

Gelombang 27

Tema: Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd. 

Moderator: Dail Ma'ruf, S. Pd. 


Kegiatan pelatihan hari kedua ini di awali dengan berbagi kisah dari moderator, Pak Dail Ma'ruf atau yang biasa disapa dengan Pak Damar. Tak disangka beliau dulunya peserta pelatihan menulis gelombang ke 20. Jangankan menjadi seorang penulis, memiliki blog saja beliau belum ada. Hmmm..bearti kita sama yah pak ☺Man Jadda Waja, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Dengan tekad dan niat yang kuat untuk menjadi penulis, akhirnya beliau dapat menjadi penulis dan memiliki buku. 

Moderator memperkenalkan narasumber kita hari ini yakni Ibu Dra, Sri Sugiastuti, M. Pd. yang biasa disapa dengan sebutan Ibu Kanjeng. Penasaran juga, kenapa beliau disapa dengan sebutan Ibu Kanjeng yah. Kemudian, kita diminta untuk membaca blog ibu Kanjeng yang berjudul Healing Lahir Batin 

http://www.srisugiastutipln.com/2022/08/healing-lahir-batin.html

Tema kita malam ini yakni menulis sebagai passion, wah.. menarik sekali temanya jadi penasaran guman saya dalam hati. Passion atau renjana adalah  suatu gairah yang ada di pikiran kita. Jadi layaknya orang hidup yang membutuhkan gairah menulis setiap saat. Jadikanlah menulis sebagai suatu kebutuhan, dengan demikian kita dapat menikmati proses menulis. Agar kita dapat menjadikan menulis sebagai suatu passion, kita jangan pernah takut untuk menulis. Apalagi berprasangka negatif bahwa menulis itu adalah bakat, karena seungguhnya menulis itu adalah keterampilan tertinggi setelah berbicara, mendengar, dan membaca. Ubah mindset kita dan buktikan kalau KITA BISA MENULIS.

Ada 5 hambatan atau kendala saat kita menulis

1. Merasa tidak memiliki bakat untuk menulis

2. Tidak memiliki waktu

3. Tidak memiliki ide

4. Tidak mau dikritik

5. Tidak suka menulis

Adapun alasan untuk menulis

1. Mengapa kita menulis, lebih filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi, dan misi hidup kita di dunia.

2. Bagaimana cara kita menulis, lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui proses menulis

3. Kapan kita mulai menulis, secepatnya kita harus niatkan untuk membuat karya yang asli dari diri kita

Langkah-langkah untuk menjadi penulis yang baik

1. Read, untuk menjadi seorang penulis yang baik, kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun yang spesifikl misalnya dengan background akademik atau interest pribadi kita.

2. Discuss, penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat.

3. Look & feel, baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media

4. Socialiaze, berapa banyak pengetahuan, pengalaman, dan kisah orang lain yang dapat kita serap.

Ada 5 persiapan yang harus kita lakukan saat menulis, yakni:

1. Menggali dan menemukan ide atau gagasan dapat kita lakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian, peristiwa yang terjadi, imajinasi, dan kajian pustaka.

2. Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, kita harus memastikan bahwa tulisan yang akan kita hasilkan akan marketable.

3. Menentukan topik, misalnya tujuan menulis untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan, genrenya tulisan populer. Jika sasarannya adalah orang tua (manula) maka penulis bisa menentukan tulisannya misal dengan topik "Hidup Sehat di Usia Senja"

4. Membuat outline. Outline merupakan bentuk kerangka tulisan yang menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.

5. Mengumpulkan bahan materi atau buku, untuk memperkaya perspektif dab referensi. Selain itu, agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan. Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (persitence) dalam proses menulis. "Tulislah semampu kita terlebih dahulu, jangan berpikir harus sempurna dan jangan terlalu idealis."

Setelah kita menyelesaikan naskah kasar dari buku yang kita tulis (rough draft), tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya buku adalah:

1. Editing, pada tahapan ini membahasa tentang membaca ulang dan menyempurnakan draft

2. Revising, mengubah beberapa bagian naskah, melengkapi naskah, mengevaluasi kembali naskah untuk memperkecil kesalahan menulis.

3, Publishing berupa pengiriman naskah, pracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading), percetakan, dan promosi serta pendistribusian buku


Banyak manfaat yang kita dapatkan dengan menjadikan writting is my passion, menulis merupakan bagian dari dakwah, ibadah, self healing, sinergi, menjalin silaturahmi dan dengan menulis kita dapat menghasilkan suatu karya buku. Ketika kita menulis, kita harus menyiapkan waktu untuk menulis, jangan baper atau minder, perbanyak membaca serta membangun komunitas literasi.


So... tunggu apa lagi untuk kita memulai jadi penulis? 

kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kita memulainya kapan lagi...




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yuck.. Komitmen Menulis di Blog

Yuck.. Kirim Tulisan Ke Majalah Suara Guru

Proofreading Dulu Sebelum Terbitkan Buku