Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

 


Resume ke-5

Gelombang 27

Tema : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.

Moderator : Mutmainah


Alhamdulillah.. tak terasa sudah memasuki pertemuan ke-5 dalam kegiatan Pelatihan Belajar Menulis PGRI. Pada pertemuan malam ini masih dipandu oleh seorang moderator cantik yang berasal dari Lebak Banten, beliau adalah Ibu Mutmainah.Beliau mengawali pertemuan ini dengan memotivasi kami bahwa "Menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan" Hmmm.. benar juga apa yang disampaikan oleh sang moderator bahwa tulisan bagus muncul karena seringnya berlatih dalam menulis. Mengutip dari pernyataan moderator bahwa menulis merupakan tingkat literasi yang paling tinggi setelah mendengar, berbicara dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan. 

Materi pelatihan malam ini mengenai Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Menarik.. tema pelatihan malam ini. Terkadang dalam menulis sebuah resume saja kita kehabisan ide, apalagi menulis buku dari sebuah karya ilmiah. Meskipun lumayan rumit, sulit, dan memakan waktu, namun jika sudah ada niat maka akan terasa lebih mudah, apalagi kalau sudah tahu cara dan triknya. Karya ilmiah adalah suatu pemikiran yang utuh dan merupakan sebuah gagasan lengkap. Dalam menulis karya ilmiah, penulis diharapkan mampu untuk mengkomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gamblang sehingga mudah dipahami pembaca. Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat beberapa tata cara penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan. So, makin penasarankan bagaimana cara menulis karya ilmiah yang benar... Mari kita simak materi ini dengan narasumber kita yakni Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Setelah membaca CV sang narasumber, rasa kagum muncul dari diri ini. Usianya masih muda, namun prestasi yang diukirnya sudah luar biasa. Jadi semakin termotivasi untuk terus mengupgrade diri. 

Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karya tulis ilmiah dapat berupa skripsi, tesis, PTK, karya tulis yang dibuat saat SMP atau SMA, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. Jadi ingat, masa-masa membuat karya ilmiah saaat skripsi, tesis, dan PTK yang menguras waktu, tenaga, pikiran. Namun karya tulis yang kita buat (skripsi, tesis, atau PTK) masih terbatas pembacanya, karena biasanya karya tulis yang kita buat tidak dipublikasikan dalam bentuk buku. Padahal banyak sekali manfaat yang kita dapatkan saat menjadikan karya tulis kita menjadi sebuah buku antara lain:

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan, sehingga ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

3. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. 

4. Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, maka nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku

Lalu.. bagaimana cara kita menjadikan karya tulis kita menjadi sebuah buku?? Mari kita simak bersama cara mengkonversi karya ilmiah menjadi sebuah buku

1. Mengubah judul

Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian, hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh: 

Judul Tesis, "Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA

Ketika diubah menjadi judul buku menjadi kiat menulis modul berbasis riset

2. Mengubah daftar isi

Umumnya pada beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa 

BAB 1 Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2 Landasan Teori

Bab 3 Metode Penelitian, berisi rumus-rumus statistika

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 5 Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

Namun ketika diubah menjadi buku, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

Bab 1 (Mengapa/Why) menjelaskan pentingnya modul Berbasis Riset

Bab 2 (Apa/What) menjelaskan apa itu modul berbasis riset

Bab 3,4,5, dan seterusnya (Bagaimana/How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, hasil pembuatan, dan penerapannya.

Atau kita boleh mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi

2.1. hasil belajar

2.2. media pembelajaran

2.3. Modul

2.4. metode pembelajaran

2.5. pembelajaran berbasis riset


Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu

Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku

Bab 2 TEORI BELAJAR

2.1. Belajar

2.2. Permasalahan dalam pembelajaran

2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya


Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku

Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian media

3.2. Jenis media

3.3. Manfaat media


Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku

Bab 4 mengenal modul 

4.1. Pengertian modul

4.2. Karakteristik modul

4.3. Sistematika modul

4.4. Kelebihan modul

dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai…


3. Mengubah sedikit karya ilmiah

Dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, perbanyak isi materi variabel bebasnya berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan judul implementasi Media stereofoam pembelajaran Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis), Pembelajaran (materi tentang belajar mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya). Hilangkan semua "kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi" dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah. Jika ingin menampilkan sebuah grafik, tampilkan grafik yang pentingnya saja.

4. Susun kebahasaan dan penyajian karya ilmiah dalam bentuk buku

Susunan dan gaya tulisan bebas sesuai penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

5. Penulisan daftar pustaka

Dalam penulisan daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. Hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya

6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

7. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit

Dengan demikian, membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya. jika kita punya satu jenis saja karya ilmiah, contohnya PTK, selain bisa dikonvert menjadi buku, bisa juga lho dikonversi menjadi artikel ilmiah yang bisa kita kirimkan ke jurnal yang bereputasi


Tanpa terasa sudah dua jam moderator dan narasumber membersamai kami dalam pelatihan ke-5 dan pelatihan malam ini ditutup oleh narasumber dengan kalimat 

"Teruslah berkarya karena dengan karya itu nama kita akan dikenal sepanjang masa"

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yuck.. Komitmen Menulis di Blog

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Gali Potensi Ukir Prestasi