Kiat Menulis Cerita Fiksi


Resume ke -10

Gelombang 27

Waktu: Senin, 12 September 2022

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi

Naraumber: Sudomo, S.Pt

Moderator: Sigid Purwo Nugroho


Assalamualaikum wr. wb sahabat bloger

Salam selamat dan bahagia


Tak terasa sudah memasuki pelatihan ke 10. Pada pelatihan malam ini, kita dipandu oleh moderator, Bapak Sigid Purwo Nugroho sebuah nama yang tak asing untuk saya, karena beliau merupakan ketua GTKHNK 35+ dari Provinsi Jawa Barat yang ikut memperjuangkan guru honor non kategori yang usianya sudah lebih dari 35 tahun agar mendapatkan afirmasi pada perekrutan P3K tahun 2021. Sahabat bloger.. tema pelatihan kali ini mengenai "Kiat menulis cerita fiksi". Tema yang sangat menarik yang akan dipandu oleh moderator kita malam ini. Adapun narasumber pada materi pelatihan kali ini juga tidak kalah hebat beliau adalah Bapak, Sudomo, S.Pt. beliau merupakan seorang guru penggerak angkatan 2 sekaligus ketua Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Lombok Barat yang saat ini sedang menjalani aktivitasnya sebagai pengajar praktik pendidikan guru penggerak angkatan 6. Maka, tak heran untuk kegiatan pelatihan malam ini beliau menerapkan alur MERDEKA yakni, Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demontrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata. 



1. Mulai dari diri

Pada kegiatan ini, peserta diminta untuk menuliskan pengalaman belajar dalam menulis fiksi

2. Eksplorasi konsep

Pada kegiatan ini kami diminta untuk membaca terkait materi yang akan dibahas pada pelatihan malam ini yang sudah dikemas oleh narasumber dalam bentuk video https://youtu.be/dXX9RWxT_u8

Ada empat alasan mengapa kita harus belajar menulis fiksi 

  1. Literasi teks fiksi merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
  2. Sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan
  3. Sebagai upaya menyembunyikan atau menyembuhkan diri
  4. Sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis
Lalu apa itu fiksi? menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiksi adalah cerita rekaan dalam sebuah karya sastra. Dengan kata lain fiksi adalah cerita yang berdasarkan khayalan atau rekaansi penulisnya.  

Berikut syarat menulis cerita fiksi menurut narasumber:
  1. Komitmen dan niat yang kuat, komitmen dan niat berkaitan dengan usaha untuk mempelajari dan menyelesaikan apa yang dimulai.
  2. Kemauan dan kemampuan untuk melakukan riset, Riset dalam cerita fiksi berfungsi untuk mendukung alur cerita yang dibuat, bisa literatur atau lapangan. Dalam menulis riset fiksi tidak harus seilmiah tulisan non fiksi.
  3. Banyak membaca cerita fiksi, dapat memperoleh gambaran teknik penulisan, gaya bahasa dan menambah kosakata.
  4. Mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), berfungsi untuk meningkatkan kompetensi diri dalam swasunting setelah selesai menulis cerita fiksi.
  5. Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi, dasar yang kuat akan memudahkan kita dalam membiasakan diri menulis cerita fiksi.
  6. Menjaga konsistensi menulis, akan membuat kita menemukan gaya penulisan sendiri.
Adapun ciri-ciri fiksi antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Cerita fiksi bersifat rekaan atau imajinasi dari pengarang
  2. Umumnya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif atau bukan sebenarnya
  3. Kebenaran yang terdapat dalam cerita fiksi bersifat relatif atau tidak mutlak\
  4. Dalam penulisan karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku
  5. Umumnya karya fiksi menyasar emosi atau perasaan si pembacanya
  6. DI dalam karya fiksi juga terdapat pesan moral atau amanat
Bentuk-bentuk cerita fiksi
  1. Fiksimini, beberapa kata yang menggambarkan satu cerita utuh. Berikut contoh fiksimini hasil karya narasumber https://s.id/contohfiksimini
  2. Flashfiction, Jumlah kata khusus misalnya 50 kata, 100 kata dll. contoh: https://s.id/contohflashfiction.
  3. Pentigraf, cerita pendek tiga paragraf contoh: https://s.id/contohpentigraf
  4. Cerpen, jumlah kata <7.500 contoh: https://s.id/contohcerpen
  5. Novelet, Jumlah kata mulai dari 7.500 - 17.500 kata. 
  6. Novela, jumlah kata berkisar antara 17.500 - 40.000 kata
  7. Novel, jumlah kata lebih banyak dari 40.000 kata.

Unsur pembangun cerita fiksi 
1. Tema
  • Tema merupakan ide pokok cerita
  • Tips menentukan tema antara lain dekat dengan penulis, menarik perhatian penulils, bahan mudah diperoleh dan ruang lingkup terbatas
  • Cara menemukan tema yakni menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca dan mendengarkan curahan hati.
  • Contoh tema: Berkah kejujuran, pendidikan dan kemiskinan, persahabatan tiga anak SD.
  •  pengalaman siswa selama belajar di rumah, perjuangan guru selama pembelajaran jarak jauh.
2. Premis
  • Premis merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat 
  • Unsur-unsur premis meliputi karakter, tujuan, tokoh, rintangan atau halangan dan resolusi.
  • Cara membuat premis yakni dengan menuliskan masing=asing unsur pembentuknya kemudian dirangkai menjadi satu kalimat utuh. 
  • Contoh premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA
3. Alur atau Plot
  • Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita
  • Macam-macam alur. Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis.
  • Unsur-unsur alur atau plot yakni pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak/klimkas, penyelesaian/ending. 
  • Unsur-unsur alur atau plot tersebut urutannya bisa dirubah tergantung pada jenis alur yang dipilih. 
4. Penokohan 
  • Penokohan merupakan penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter cerita.
  • macam-macam tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
  • Teknik penggambaran tokoh meliputi analitik fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
5. Latar atau setting
  • Latar atau setting merupakan penhggambaran waktu, tempat dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
  • Jenis-jenis latar antara lain latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral.
6. Sudut pandang
  • Merupakan cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita.
  • Macam-macam sudut pandang antara lain sudut pandang orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua, orang ketiga tunggal, orang ketiga jamak, dan campuran.


Di dalam menulis, kita perlu menyiapkan beberapa alat tulis, diantaranya:
  1. Pena
  2. Buku tulis
  3. Kacamata baca
  4. Pembatas buku

Tips menulis cerita fiksi
  1. Niat, dengan niat kita dapat memotivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan sebuah cerita.
  2. Membaca karya fiksi orang lain, merupakan salah satu upaya untuk menemukan referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan.
  3. Ide dan gaenre, segera catat ide yang muncul secara mendadak, temukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi, pilihlah genre yang kita sukai dan kuasai.
  4. Outline, disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita. Tentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita. Buatlah premis sesuai tema. Tentukan uraian alur atau plot berdasarkan unsur-unsurnya. Tentukan penokohan berdasarkan teknik dan jenis penggambaran watak tokoh dengan baik. Tentukan layar atau setting dengan menunjukan sisi eksotis dand etail.n Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.
  5. Menulis, bukalah cerita dengan baik misal denbgan dialog, kutipan, kata unik, atau konflik. Lakukan pengenalan tokoh dan latardengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca. Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh. Gunakan pertimbangan yang lohis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi. Susun dengan kalimat yang pendek dan jelas. Perkuat tulisan dengan pemilihan kata serta buatlan ending yang baik.
  6. Swasunting, dilakukan setelah selesai menulis. Jangan menulis sambil mengedit. Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita. Usahakan untuk menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar kita dapat menyunting tulisan sendiri. Siapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia *KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).


3. Ruang Kolaborasi

Pada ruang kolaborasi, kita diminta untuk membuat cerita fiksi dengan melanjutkan cerita berikut ini:

"Aku tidak mau!"

Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara deru motor yang membawa ayahku pulang. Semakin dekat, suara motor itu semakin jelas dan tok.. tok.. terdengar suara pintu diketuk. Seketika suasana di rumah menjadi hening, semua mata tertuju ke arah pintu. Tak terbayangkan olehku, bagaimana perasaan ayah ketika mendengar bahwa nenek telah tiada. 

4. Demontrasi kontekstual 

Pada alur ini, kita akan mencoba membuat premis. Seperti contoh sebelumnya, seorang anak SD mengajak dua orang temannya untuk melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA.

5. Elaborasi Pemahaman 

Pada alur elaborasi, kita diminta untuk bertanya lebih lanjut mengenai materi kiat menulis fiksi. Salah satu syarat dalam menulis fiksi adalah mempunyai kemauan dan riset. Seringkali kita sudah memiliki kemauan dan sudah melakukan riset. Namun, masih memiliki kendala dalam menulis fiksi. maka yang dapat kita lakukan adalah di dalam melakukan riset fiksi, kita tidak perlu menuliskan secara detail seperti kita menuliskan riset non fiksi. kita hanya perlu mengembangkan dari tulisan fiksi yang sudah kita buat saja. 

6. Koneksi antar materi

Pada kegiatan ini kita diminta untuk menuliskan kesimpulan dari keterkaitan antar materi.

7. Aksi Nyata

Pada kegiatan ini kita diminta untuk membuat resume mengenai materi kiat menulis cerita fiksi dengan mengelaborasikan pemahaman kita.

Tanpa terasa kita sudah dipenghujung kegiatan. Pelatihan malam ini pun ditutup dengan kalimat penutup dari narasumber.

"Teruslah belajar, karena dengan belajar akan menjadikan kita sebagai pembelajar"


Comments

Popular posts from this blog

Yuck.. Komitmen Menulis di Blog

Yuck.. Kirim Tulisan Ke Majalah Suara Guru

Proofreading Dulu Sebelum Terbitkan Buku