Kiat Menulis Cerita Fiksi
KBMN Gelombang 29
Waktu: Jumat, 14 Juli 2023
Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi
Moderator: Arofiah Afifi, S. Pd.
Narasumber : Sudomo, S. Pt
Assalamualaikum wr, wb.
"Tak ada penderitaan yang lebih berat daripada memendam cerita di dalam hati"
*Maya Angelou*
Sahabat blogger.. Tanpa terasa kita sudah memasuki pertemuan ke 9, tema kita malam ini akan membahas mengenai "Kiat Menulis Cerita Fiksi" yang pastinya kita akan dipandu oleh moderator hebat kita Ibu Arofiah Fifi, S. Pd. beliau salah satu Tim Solidnya Omjay. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, pada malam ini narasumber hebat kita Bpk. Sudomo, S. Pt menggunakan alur MERDEKA, tentunya alur MERDEKA ini sudah tidak asing bagi beliau yang alumni Guru Penggerak dan kita yang pernah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP).
Mulai Dari Diri
Diawali dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Seberapa sering kita menulis cerita fiksi?
2. Mengapa kita tertarik menulis fiksi?
3. Apa yang sudah kita pahami tentang menulis fiksi?
4. Bagaimana cara kita agar bisa menulis fiksi dengan baik?
Eksplorasi Konsep
Pada kegiatan ini, kita diberi kesempatan untuk mempelajari materi yang sudah disiapkan. Materi tersebut di share dalam link youtube: https://youtu.be/dXX9RWxT_u8
Ada empat alasan mengapa kita harus menulis fiksi
1. Literasi teks fiksi merupakan salah satu yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
2. Literasi teks fiksi merupakan salah satu cara menemukan passion dalam bidang menulis
3. Upaya untuk menyembunyikan dan menyembuhkan diri
4. Sebagai jalan mengeksplorasi kemamuan menulis
Sahabat blogger.. Di dalam menulis fiksi ada enam syarat yang harus kita lakukan diantaranya:
1. Memiliki komitmen dan niat yang kuat, karena komitmen dan niat yang kuat merupakan salah satu usaha mempelajari dan menyelesaikan apa yang sudah kita mulai
2.Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan riset yang berfungsi untuk mendukung alur cerita yang dibuat, bisa literatur atau lapangan, tidak seperti riset non fiksi yang harus ilmiah
3. Perbanyak membaca cerita fiksi memperoleh gambaran teknik penulisnya, gaya bahasa serta menambah perbendaharaan kata
4. Mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), untuk meningkatkan kompetensi kita dalam swasunting setelah menulis cerita fiksi
5. Pahami dasar-dasar menulis fiksi, yang dpat memudahkan dan membiasakan kita dalam menulis fiksi.
6. Dengan menjaga konsistensi menulis, kita dapat menemukan gaya menulis kita
Macam-macam cerita fiksi
1. Fiksimini, menggambarkan beberapa kata dalam satu cerita utuh
2. Flass fiction, cerita fiksi yang memiliki jumlah kata khusus seperti 50 atau 100 kata
3. Pentigraf, cerita pendek dengan tiga paragraf
4. Cerpen, cerita fiksi yang terdiri dari 7.500 kata
5. Novelet, cerita fiksi dengan jumlah kata 7.500 - 17.500 kata
6. Novela, cerita fiksi dengan jumlah kata 17.500 - 40.000 kata
7. Novel, cerita fiksi dengan jumlah kata lebih dari 40.000 kata
Enam unsur pembangun cerita fiksi
1. Tema atau ide pokok cerita
Tips menemukan tema diantaranya, dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah di dapat, serta keterbatasan ruang lingkup.
Tema dapat ditentukan melalui penyesuaian minat, imajinasi, kisah nyata, membaca dan mendengarkan curhatan orang lain.
2. Premis, ringkasan cerita dalam satu kalimat
Unsur premis meliputi: karakter, tujuan tokoh, rintangan dan resolusi.
3. Alur (plot) rangkaian kejadian dalam sebuah cerita
Jenis-jenis alur meliputi: alur maju, alur mundur, alur campuran (flashback), dan alur kronologis. Unsur alur meliputi: pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, puncak konflik (klimaks), dan penyelesaian.
4. Penokohan, terdiri dari tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
5. Latar (setting), merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana yang terjadi dalam cerita.
6. Sudut pandang, yakni cara penulis dalam menempatkan diri terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita. Sudut pandang ini meliputi, sudut pandang orang pertama jamak, orang kedua, orang ketiga jamak dan campuran.
Sahabat blogger.. Ada empat alat bantu penulis diantaranya, pena, buku tulis, kacamata, dan pembatas buku. Proses menulis kreatif diawali dari niat, membaca, ide dan genre, outline, menulis, swasunting serta publikasi.
Ruang Kolaborasi
Pada kegiatan ini kita diajak untuk berkolaborasi dengan melanjutkan kalimat, menjadi sebuah kalimat yang utuh. Kalimaynya adalah:
Terdengar suara daun pintu dibanting. Kepalaku memutar menuju sumber suara. Kosong. Dalam remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Sepertinya aku mengenalinya. Sosok bayang itu, ia sepertinya itu ayah. Ayah yang selama ini merantau nan jauh disana untuk menghidupi kami.
Demontrasi kontekstual
Pada kegiatan ini, untuk menguji pemahaman kami mengenai teks fiksi kami diminta untuk menulis lima tema.
Tema yang saya ambil adalah
1. Ibuku surgaku
2. Belum siap kehilangan
3. Aku bukanlah untukmu
4. Ibumu bukan mertuaku
5. Aku si Umar Bakrie
Elaborasi pemahaman
Di dalam kegiatan ini, kita boleh mengekplore pemahaman kita dengan mencari referensi dalam menulis fiksi atau membaca fiksi karya orang lain untuk menambah keterampilan kita dalam kosakata.
Koneksi antar materi
Membuat rangkuman singkat atau resume mengenai materi cerita fiksi
Aksi Nyata
Pada kegiatan ini, kita diminta untuk membuat resume dengan gaya fiksi.
"Kamu mendapatkan ide dari mengkhayal. Kamu mendapatkan ide dari rasa bosan. Kamu mendapatkan ide setiap saat. Perbedaan penulis dengan orang biasa adalah kita sadar saat kita melakukannya"
*Neil Gaiman*
Keren neh, resumenya
ReplyDeleteTerima kasih bapak, selau memotivasi.
DeleteMantap Bu, resumenya
ReplyDeleteResumenya selalu yang paling detail nih, keren Bu.
ReplyDeleteBisa untuk inspirasi nih
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteKeren
ReplyDeleteJoss rangkumannya!
ReplyDeleteMantap
ReplyDelete